Kitab Tauhid🌿 Mengingkari Takdir
🌿 Mengingkari Takdir
Ibnu Umar berkata:
و الذي نفس ابن عمر بيده، لو كان لأحدهم مثل أحد ذهبا، ثم أنفقه في سبيل الله ما قبلهالله منه حتى يؤمن با القدر
“Demi Allah yang jiwa Ibnu Umar berada di tangan-Nya, seandainya salah seorang memiliki emas sebesar gunung Uhud, lalu dia infakkan di jalan Allah, niscaya Allah tidak akan menerimanya, sebelum ia beriman kepada qadar (ketentuan Allah)”.
: ثم استدل بقول النبيﷺ
Kemudian Ibnu Umar membaca sabda Rasulullah ﷺ:
الإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Iman yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada Qadar baik dan buruknya.” (HR. Muslim)
و عن عبادة بن الصامت أنه قال لابنه:(يا بني! إنك لن تجد طعم الإيمان حتى تعلم أن ما أصابك لم يكن ليخطئك، و ما أخطأك لم يكن ليصيبك، سمعت رسول الله
Diriwayatkan bahwa Ubadah Ibnu Shamit berkata kepada anaknya: “Hai anakku, sungguh kamu tidak akan bisa merasakan lezatnya iman sebelum kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan menimpa dirimu pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak menimpa dirimu pasti tidak akan menimpamu, aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللهُ الْقَلَمَ, فَقَالَ لَهُ: اكْتُبْ، فَقَالَ : رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ؟ قَالَ: اكْتُبْ مَقَادِيْرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُوْمَ السَّاعَةُ
“Sesungguhnya pertama kali yang diciptakan Allah adalah Qalam, kemudian Allah berfirman kepadanya: “tulislah”, maka Qalam itu menjawab: “Ya Tuhanku, apa yang mesti aku tulis? Allah berfirman: “Tulislah ketentuan segala sesuatu sampai datang hari kiamat.”
: يا بني! سمعت رسول الله ﷺ يقول
Hai anakku, aku juga telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda :
مَنْ مَاتَ عَلَى غَيْرِ هَذَا فَلَيْسَ مِنِّيْ
“Barangsiapa yang meninggal dunia tidak dalam keyakinan seperti ini, maka ia tidak tergolong ummatku.”
Dan dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan:
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللهُ الْقَلَمَ, فَقَالَ لَهُ: اكْتُبْ، فَجَرَى فِيْ تِلْكَ السَّاعَةِ بِمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَة
“Sesungguhnya pertama kali yang diciptakan Allah adalah Qalam, kemudian Allah berfirman kepadanya: “tulislah! Maka ditulislah apa yang terjadi sampai hari kiamat”.
Diriwayatkan oleh Ibnu Wahb bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
فَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ أَحْرَقَهُ اللهُ بِالنَّارِ
“Maka barangsiapa yang tidak beriman kepada qadar (ketentuan Allah) baik dan buruknya, maka Allah pasti akan membakarnya dengan api neraka.”
و في المسند و السنن عن ابن الديلمي قال : أتيت أبي بن كعب، فقلت : في نفسي شيئ من القدر، فحدثني بشيئ لعل الله يذهبه من قلبي. فقال :
Diriwayatkan dalam Musnad dan Sunan, dari Ibnu Dailami ia berkata: “Aku datang kepada Ubay bin Kaab, kemudian aku katakan kepadanya: “Ada sesuatu keraguan dalam hatiku tentang masalah qadar, maka ceritakanlah kepadaku tentang suatu hadits, dengan harapan semoga Allah menghilangkan keraguan itu dari hatiku”, maka ia berkata:
لَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ جَبَلِ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا قَبِلَهُ اللهُ مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِـئَكَ، وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَلَوْ مِتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا لَكُنْتَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
“Seandainya kamu menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, Allah tidak akan menerimanya darimu, sebelum kamu beriman kepada qadar, dan kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan mengenai dirimu pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak mengenai dirimu pasti tidak akan menimpamu, dan jika kamu mati tidak dalam keyakinan seperti ini, pasti kamu menjadi penghuni neraka”.
قال : فأتيت عبد الله بن مسعود، و حذيفة بن اليمان، و زيد بن ثابت، فكلهم حدثني بمثل ذلك عن النبي.
Kata Ibnu Dailami selanjutnya: “Lalu aku mendatangi Abdullah bin Mas’ud, Hudzaifah bin Yaman dan Zaid bin Tsabit, semuanya mengucapkan kepadaku hadits yang sama dengan sabda Nabi Muhammad di atas.” (HR. Al Hakim dan dinyatakan shahih)
: فيه مسائل
Kandungan bab ini:
١. بيان فرض الإيمان با القدر
1. Keterangan tentang kewajiban beriman kepada qadar.
٢. بيان كيفية الإيمان به
2. Keterangan tentang cara beriman kepada qadar.
٣. إحباط عمل من لم يؤمن به
3. Amal Ibadah seseorang sia-sia, jika tidak beriman kepada qadar.
٣. الإخبار بأن أحدا لا يجد طعم الإيمان حتى يؤمن به
4. Disebutkan bahwa seseorang tidak akan merasakan iman sebelum ia beriman kepada qadar.
٥. ذكر أول ما خلق الله
5. Penjelasan bahwa makhluk pertama yang diciptakan Allah yaitu Qalam.
٦. أنه جرى باالمقادير في تلك الساعة إلى قيام الساعة
6. Diberitahukan dalam hadits bahwa –dengan perintah dari Allah- menulis ketentuan-ketentuan sampai hari kiamat.
٧. برائته ﷺ ممن لم يؤمن به
7. Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa dirinya lepas dari orang yang tidak beriman kepada qadar.
٨. عادة السلف في إزالة الشبهة بسؤال العلماء
8. Tradisi para ulama salaf dalam menghilangkan keraguan, yaitu dengan bertanya kepada ulama.
٩. أن العلماء أجابوه بما يزيل الشبهة، و ذلك أنهم نسبوا الكلام إلى رسول الله ﷺ فقط
9. Dan para ulama salaf memberikan jawaban yang dapat menghilangkan keraguannya tersebut, dengan hanya menuturkan hadits dari Rasulullah ﷺ.